Heartless

Bangun pagi dengan kepala ringan dan hati yang cheerful itu priceless lho 😊

Itu yang saya rasakan pagi ini, dan saya ga tau kenapa. Efek masih abis gajian? 😅

Ga juga sih, karena tiap bulan kan gajian, tapi rasa kayak gini ga tiap bulan juga didapatkan. 

Kemungkinan, yang bikin saya bahagia adalah karena saya sedikit demi sedikit udah mulai menghilangkan overthinking dalam kehidupan. Kata anak jaksel nih, overthinking itu bisa jadi anxiety 😅

Kalo dipikir2, ngapain sih kita musingin hidup, toh jalan hidup ini udah ada yang ngatur, Allah Yang Maha Kuasa. Ibaratnya film, kita cuma artistnya dan Allah sebagai penulis skenario sekaligus sutradaranya. Yaudah, kita jalanin aja sesuai yang udah Allah tentukan. Allah Sebaik2 Pengatur…

Tapi, tugas manusia adalah berusaha, ikhtiar terbaik tetap harus dilakukan. Hasilnya biar Allah yang tentukan, terlepas dari sesuai keinginan kita atau tidak. Ga seperti bos2 jaman sekarang yang selalu nuntut hasil, Allah pasti memperhitungkan proses yang kita jalani, karena Allah Maha Bijaksana 🙂

Btw saya nulis ini sambil dengerin lagu di radio, dan pas saya played, lagunya pharrell williams yang because i’m happy lho yang diputer. What a serendipity 🧡

Yes, kita harus happy. Kita sendiri yang tentukan arah hidup kita, mau santai atau mau dibikin ribet. Tapiiii, plis kalo mau memilih ribet jangan melibatkan orang lain. Cukup kita jalani sesuai pilihan kita, jangan membebankan orang lain. Ga semua orang punya kapabilitas yang sama. 

Ini saya alami juga dalam mendidik anak-anak. Tambah gede, tambah banyak benturan2 yang terjadi, antara kemauan kita dan kemauan anak. Stress? Pasti. Karena semua orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Ingin semua berjalan sesuai koridor yang menurut si anak sudah seperti itu, tapi orang tua merasa masih banyak yang belum pas. 

Kebesaran hati dan jiwa benar2 dibutuhkan, sampai akhirnya seorang teman memberikan masukan yang keren: beri contoh dan serahkan pada Allah 🙂 

Nice… Sudah seharusnya semua persoalan kita kembalikan pada Allah, apalagi urusan menjaga dan melindungi keluarga. Do’a is a must 🤲🏻

In a past, saya orang yang amat sangat gampang khawatir. Selalu prepare for the worst, dengan alasan ketika hasilnya buruk saya udah siap. Dan ketika hasilnya memuaskan, a bunch of happiness bakal terjadi. Tapi sekarang, saya cenderung let it flow aja. Kayak yang ‘ngapain sih dipikirin banget, ga segede itu kok masalahnya’. 

Saya pernah baca quote yang bilang ‘one day you’ll look back and realize you worried about things that didn’t matters’. And I’m totally agree, karena sebelumnya saya sering mengalami ini 😁

Saya terlalu memusingkan segala sesuatu yang sebenernya ga segitu2 amat. Perkara cara pandang orang lain terhadap saya, itu saya pikirin banget. Sebenernya karena saya ga mau melukai perasaan orang lain. Saya mau semua orang yang berinteraksi sama saya hepi2 aja dan ga tersinggung. Saya terlalu memikirkan gimana bikin orang lain bahagia. Dan pikiran seperti ini juga sebenernya bikin kzl 😅

Konsep membahagiakan orang lain tapi kitanya ga bahagia itu adalah kesalahan. Justru kitanya yang harus bahagia. We deserve to be happy ❤️ gimana kita mau ngebahagiain orang lain kalo kitanya sendiri ga bahagia?

Jadi, makin ke sini saya makin ga peduli sama omongan orang. Biar aja orang mau ngomong apa, yang penting kita selalu di jalan yang lurus dan benar. Sekali2 harus sih dengerin omongan orang, tapi omongan orang yang bener2 udah kenal kita, bersama2 selama bertahun2, tau kita luar dalem, advicenya pasti berguna banget untuk hidup kita. Tapi kalo orang yang baru ketemu kemarin sore tiba2 ngejudge, ngapain juga dipikirin kan? 😁

Saya ga tau ini efek pertambahan usia atau apa, tapi memang saya merasa saya mulai berubah dalam menghadapi masalah. Kalau dulu saya cenderung menggebu2, setiap ada yg ga sesuai pasti saya jadi yang paling frontal menyampaikan pendapat. Alhamdulillah for about 5 years ago dan kebelakang lagi sejak saya mulai bekerja, kehidupan pekerjaan saya dikelilingi oleh bos2 dan temen2 yang asik. Jadi kefrontalan dan pemberontakan saya ga jadi masalah 😆 malahan saya dikasih stempel sebagai ibu ketua yayasan sangking seneng banget komplen ini itu 🤦‍♀️

Tapi sekarang, walaupun banyak kompor around, saya lebih memilih ga terlibat. Dicap lembek? Biarin ajalah 😁 Mungkin memang masanya mereka seperti itu, menggebu2 seperti saya dulu, ga tahan liat sesuatu yang ga sesuai. Orang ngomongin saya di belakang? Silahkan. Ga saya pikirin karena ga ada untungnya buat saya. Inget jurus ini; siapapun yang ngomongin kita di belakang that’s exactly where they belong, behind our back… as simple as that 🙂

Mungkin terasanya jadi kayak heartless ya, ga peduli dan bodo amat sama orang. Tapi sebenernya ga gitu juga, pada dasarnya saya orang yang perhatian lho #eeaaa… 

Saya cuma udah ga mau capek2 ‘makan ati’ ajasih kalo kata orang2 tua dulu 😁 berhubung udah banyak yang dialami dalam hidup ini, saya jadi belajar to use my heart less 🙂 I don’t care, terserah orang mau bilang apa…

Orang hanya ingin mengutarakan apa yang ingin mereka utarakan, bukan karena mereka benar2 peduli pada kita.

Karena sesungguhnya, nobody’s thinking about you 🙂

(292)

Leave a Reply

Your email address will not be published.