unfair

 

“mbak, ternyata bapaknya widya di penjara gara2 nganter narkoba, dia cleaning service, trus suka jadi kurir nganter2 barang, ga tau kalo yg dianter itu narkoba”

sms dari yolanda -teman kantor saya- sore itu membuat saya terhenyak. Astaghfirullah, ternyata selama ini saya sudah su’udzhan…

berawal dari diskusi saya dan teman2 kantor sesama anak kereta… setiap sore saat perjalanan pulang dari kantor menuju stasiun sudirman, kami selalu bertemu dengan ibu2 pengemis yang menggendong bayi perempuan lucu dengan pipi gembilnya. bajunya bagus, bersih, terlihat sangat terawat.
saya sempat berpikir jangan-jangan… anak itu diculik!!! setiap melewati mereka, saya selalu melirik dan menilik sambil berlari mengejar kereta 😀

kira2 sebulan kemudian, saya kembali melihat bayi yang umurnya mungkin belum sebulan, dibaringkan dipangkuan seorang kakek2… ya Allah… sebagai ibu dua orang anak, hati saya miris melihat bayi2 itu ikut mengemis di pinggir jalan… belakangan kakek dan bayi mungil itu menghilang, yang tersisa adalah pengemis ibu2 dan bayi perempuannya…

karena setiap hari melihat kondisi seperti itu, saya tergerak untuk menghubungi KPAI, menyampaikan keluh kesah saya tentang bayi yang ikut mengemis dengan kondisi jalan raya yang hiruk pikuk, penuh debu. saya e-mail KPAI, tidak ada jawaban. akhirnya saya googling nomor telponnya, lalu saya hubungi. saya berbicara dengan seorang ibu pengurus KPAI, saya sampaikan pada beliau apa yang saya lihat. tapi hati saya kok ga yakin kalau KPAI akan menindaklanjuti  🙁  dari awal saya sudah pesimis KPAI akan menindaklanjuti laporan saya. malah temen2 saya bilang, KPAI tuh cuma ngurusin arumi bachsin 😆
bener aja, dari sejak saya menelpon KPAI sampai saat ini, bayi perempuan yang sekarang sudah berumur satu tahun itu tetap mengemis bersama wanita yg ternyata neneknya…

adalah yolanda, sang agent 2 yg melalukan investigasi tentang bayi itu. suatu sore disaat tidak perlu terburu2 mengejar kereta, dia mampir dan melakukan wawancara dengan neneknya. dari situlah yolanda tau, ternyata bayi yang berumur sama dengan anaknya itu bernama widya. widya ikut mengemis karena kalau sore ibunya menjadi joki untuk jalur 3 in 1. pernah dia ikut ibunya saat ‘bertugas’, dan widya terjatuh dari gendongan waktu ibunya dikejar2 petugas tramtib  :'(  semenjak itu, jika sudah tiba sore hari waktunya sang ibu untuk menjadi joki, widya selalu dititipkan pada neneknya. itulah mengapa setiap sore saya melihat dia di jalan menuju stasiun. memang sempat beberapa kali saya melihat ada seorang wanita muda duduk disamping neneknya sambil menyusui widya, yang akhirnya penglihatan saya itu membunuh su’udzhan saya kalau widya itu hasil penculikan. dan benar, memang itu ibunya… pantas dia terlihat sehat, ternyata widya anak ASI 🙂

wawancara yolanda dipertemuan berikutnya dengan mereka menyingkap tabir *taelah* kalau ibunya harus menjadi joki, karena ayahnya dipenjara. timbul su’udzhan saya berikutnya, mungkin ayahnya seorang yang jahat, sehingga harus berurusan dengan hukum… apalagi mengingat lingkungan tempat hidup mereka yang keras…

dan akhirnya sms yolanda itulah yang membuat saya istighfar berkali2, semua prasangka buruk saya pada orang tua widya ternyata salah  :'(  mereka orang baik, yang mencoba mencari pekerjaan halal, tetapi semuanya menjadi berantakan karena narkoba. bukan sebagai pemakai atau pengedar, hanya sebagai kurir yang tidak tau barang apa yang diantarnya 🙁

ayah widya diganjar 9 tahun penjara, dengan tugasnya yang ‘hanya’ sebagai kurir… ga adil rasanya, apalagi dengan berita akhir2 ini. para hakim banyak memberi keringanan pada bandar narkoba. setahun dua tahun dipenjara (dengan sel yang nyaman tentunya) lalu dapat grasi, dan bebaaasss… sementara orang2 seperti ayah widya, yang hidup seadanya, mencoba mencari tambahan dengan menjadi kurir, harus menanggung hukuman 9 tahun…

‘yah, nanti kalau widya sekolah SD baru bisa ketemu bapaknya’… deg… kata2 neneknya membuat mata saya berair…

Astaghfirullah, maafkan aku ya Allah yang telah berprasangka buruk pada mereka… berilah ketabahan pada mereka… berikanlah mereka berkah, rahmat, dan lindunganMU…

Allahumma aamiin… (1549)

2 Replies to “unfair”

Leave a Reply

Your email address will not be published.